Wednesday, February 25, 2015

JASA SERVIS > KUALITAS > Nilai Uang ??

Jasa servis tergantung pada hpp biaya operasional + tanggung jawab (garansi) + investasi tools memadai + pengetahuan teknis per unit mesin. Sebagai contoh and misalkan melakukan servis tune-up di suatu bengkel kecil di pinggir jalan, misalkan mobil anda kijang innova bensin, dikenakan charges 150 rb + lain2 xx rupiah.

Dan suatu ketika anda melakukan servis mencoba di bengkel lain atau ke Vspeed Bsd dan kena charge misalkan Rp500 rb all in. Anda baru akan melihat sendiri hasil kerja dan kualitasnya akan berbeda. Terkadang unsur "biaya" dengan harga murah akan membuat anda terlena, terkaang masih ada biaya tersembunyi dalam biaya jasa, misalkan karena ditanya biaya di atas 150rb masih ditambah lagi biaya cleaner dll. Alhasil sebenarya jadi makin mahal karena pekerjaan tune-up yang dilakukan hanya bersih2, tidak menyeluruh, dan biaya yang dikeluarkan mendekati tune-up (berat) yang lebih efektif dan benar secara teknis.


Hal-hal lain dalam menangani kendaraan sejak tahun 1990 ke atas adalah makin rumitnya teknologi dengan di implementasikannya ECU, control unit, ABS, Airbag, SRS, Lock up, dan sebagainya.
Juga aplikasi sensor yang diambil berupa signal analog dan pulse pwm untuk mengontrol kerja mesin. Tidak mudah menangani Troubleshooting tersebut. Hal ini menuntut pemilik bengkel untuk memahami diagram dan sirkuit Manual setiap tipe mesin yang beredar. Baik untuk mekanikal mesin maupun wiring diagram kabel. Bukan coba-coba yang bisa membuat short circuit/ kerusakan lebih parah dikarenakan umumnya montir melakukan test kable menggunakan tespen lampu yang berbahaya untuk sirkuit signal pengolah control unit dll. Scan tool juga dituntut lengkap/ada dalam menyelesaikan troubleshooting. Semua hal di atas akan memudahkan bengkel dalam menyelesaikan masalah dan mengacu pada standard pabrikan yang direkomendasikan. Nasib sial apabila pemilik sudah mempercayakan kendaraannya untuk di perbaiki pada suatu bengkel, dan berharap selesai juga sempurna, ternyata pihak bengkel tersebut kurang pengetahuan dan hanya berbasis omset (asal ada kerjaan biar untung).

Contoh kasus, sering kami mendapat pertanyaan kenapa mobil saya mbrebet, kurang respon, boros, dll. Apanya yang rusak, apa yang kurang. Tetapi mobil belum dibawa untuk diperiksa, ya tidak mungkin tahu pihak bengkel. Kecuali memiliki ilmu Paranormal. Kalau masalah ternyata hanya tune up atau ganti busi bisa selesai ya enak. Lha kalau ternyata kompresi salah satu silinder rendah atau air masuk ke silinder mesin, bagaimana? Tidak murah kan repairnya.
Sama seperti orang yang sakit, bertanya (hanya telpon) ke Dokter : Dok saya batuk2 sudah 3 hari, obatnya apa? Bagaimana dokter bisa tahu dan berani memastikan sakitnya. Sama seperti bengkel.
Tanpa wujud fisik penderita/mobil akan susah. Kalau sudah diberi obat dan tidak sembuh dalam 5 hari bagaimana. Ke dokter di puskesmas dan di spesialis akan beda biayanya. Rontgen, CT Scan dan PETscan seperti Scan tool bagi pihak bengkel. Sebagai alat untuk Diagnosis penyakit mobil/kendaraan, sebagai alat bantu yang memudahkan pekerjaan. Misalkan lampu ABS menyala, kalau tidak ada scan tool bagaiman mau memeriksa dan me-Reset Error setelah selesai perbaikan? Semoga anda paham.

Akhir kata, kenalilah bengkel anda, lihat sampai sejauh mana komitmen yang dimiliki, integritas dan kejujuran, bukan hanya bicara tanpa didasari pengetahuan teknis + peralatan (baik workshop manual, scan tools dll) yang cukup. Lokasi bengkel yang besar dan mewah tidak berjalan linier dengan semuanya. Logika diperlukan dalam penyelesaian troubleshooting. Selain itu kejujuran dua belah pihak juga penting. Salam.

No comments:

Post a Comment

Silahkan comment dengan sopan. Terima kasih.